Tokoh Gareng menurut Kajian Islam :
Gareng atau Nala Gareng berasal dari kata Naala Qariin yang bermakna memperoleh banyak teman, dimana maksudnya adalah sesuai dengan dakwah para wali dalam memperoleh teman (umat) sebanyak-banyaknya untuk kembali ke jalan Allah SWT dengan sikap arif dan harapan yang baik.Dari sekian sudut pandang tentang para punakawan ini, saya cenderung lebih memilih sisi pandang para Wali. Ini dikarenakan punakawan dipercaya adalah buatan para Wali Songo khususnya Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Islam didalam masyarakat Jawa pada masa itu, karena dimasa-masa tersebut, dalam mendakwahkan untuk masyarakat Jawa yang masih kental animisme-dinamismenya, harus menggunakan trik budaya dalam menyampaikan Islam.Memang ada yang memandang Semar –misalnya- adalah Dewa asli orang Jawa dengan nama Hyang Bambang Ismaya. Namun bagi saya secara pribadi, makna Islami sangat kuat –yang barangkali kurang disetujui lainnya- dalam setiap watak punakawan, dan saya tidak melihat harus ada sesaji tidaknya, karena bukan kapasitas saya membicarakan hal tersebut. Mungkin ada yang anti wayang karena dianggap berbau mistik, tapi itu bebas merdeka terserah mereka. Tentu saja terbungkus samar dalam konteks Jawa.Barangkali peran punakawan harus dikembangkan lagi dalam wujud dakwah yang sesuai dengan masa sekarang, karena bagaimanapun itulah sumbangan budaya yang besar bagi perkembangan Islam khususnya di tanah Jawa.
Filosofi Jawa Seorang tokoh Gareng :
Gareng adalah punakawan yang berkaki pincang. Hal ini merupakan sebuah sanepa dari sifat Gareng sebagai kawula yang selalu hati-hati dalam bertindak. Selain itu, cacat fisik Gareng yang lain adalah tangan yang ciker atau patah. Ini adalah sanepa bahwa Gareng memiliki sifat tidak suka mengambil hak milik orang lain.Tetapi ia sangat lucu dan menggelikan. Ia pernah menjadi raja di Paranggumiwang dan bernama Pandubergola. Ia diangkat sebagi raja atas nama Dewi Sumbadra. Ia sangat sakti dan hanya bisa dikalahkan oleh Petruk.
(Dari Berbagai Sumber - P.De.)