Prosesi Upacara Adat Bubakan

 
 Pengertian
  Secara bahasa Bubak berarti mbukak ( membuka ), kawah artinya adalah air yang keluar sebelum kelahiran bayi, sedang secara istilah bubak kawah berarti : membuka jalan mantu atau mantu yang pertama ( Poerwadarminta, 1939 : 51 & Sudaryanto & Pranowo, 2001 : 123 ). Sutawijawa dan Yatmana ( 1990 : 25 ) menyatakan bahwa bubak kawah adalah upacara adat yang dilaksanakan ketika orang tua mantu pertama atau terakhir, mantu pertama disebut tumpak punjen, sedang mantu terakhir disebut tumplak punjen.
   Dan Drs. Suwarna Pringgawidagda, M.Pd. menyimpulkan dari kedua pendapat tersebut : bahwa bubak kawah adalah upacara adat yang dilaksanakan ketika orang tua mantu pertama, khusus untuk pengantin jaka lara ( perjaka-gadis ) pada mantu yang pertama ( tidak harus mantu anak sulung ). ( Tata Upacara dan Wicara, Acara-acara Khusus Bab 10, Kanisius 2006 : 276 ).


2. Tujuan dan makna
Beberapa tujuan dari pada upacara bubak kawah ini adalah sebagai berikut :
    Pernyataan syukur kepada Tuhan YME, bahwa telah dapat mengawali mantu.
    Permohonan kepada Tuhan agar pengantin diberikan kekuatan, kesegaran jasmani dan rohani, ayem tentrem.
    Harapan agar pengantin di karuniai anak.
    Menunjukan tanggung jawab orang tua terhadap putrinya, walaupun susah payah untuk melaksanakan perhelatan.
    Menunjukan kepada kerabat tamu bahwa ini perhelatan mantu yang pertama.


Diberbagai Daerah akan berbeda dalam pelaksanaan Upacara Bubakan ini. Di wilayah Madiun, Jawa Timur prosesi Upacara Bubakan Adalah sebagai Berikut :
 Bapak dan Ibu Pengantin Akan keluar dengan menggendong Dua KENDIL yang lengkap dengan penutupnya atau sering disebut sebagai DARINGAN KEBAK.
 Kemudian DARINGAN KEBAK akan ditaruh di meja bersama semua uba rampe (sesajen) untuk bubakan.
 Kemudian Bapak/Ibu tadi akan membuka daringan kebak masing-masing, dan Pawang atau Tetua akan menerangkan isi Daringan Kebak tersebut.
 Adapun isi daringan kebak yang digendong Si Bapak adalah : Syahadat, Fatehah, Panetep Panata Gama.Ini mempunyai arti sebagai hubungan Vertikal antara manusia dan Allah
 Sang maha pencipta,Ini mengingatkan kita agar selalu bertaqwa dan menjalankan kewajiban terhadap sang pencipta sesuai agama yang kita anut.
 Dan isi daringan kebak yang digendong si ibu berisi : kacang kawak, kedelai kawak, semua serba kawak atau serba semua yang sudah tersimpan terlalu lama.Ini mempunyai arti
 Doa dan permintaan kepada yang maha kuasa semoga pengantin yang dinikahkan akan langgeng menjalani bahtera rumah tangga hingga usia tua.
 Setelah itu teua akan minta Paseksen/kesaksian dari hadirin semua bahwa bapak/ibu yang mempunyai hajat sudah melaksanakan Upacara BUBAKAN.Sebagai imbalan yang
 punya hajat akan memberikan buah pisang dan uang.

Demikian sekelumit tentang upacara BUBAKAN, Mohon maaf bila ada kekurangan dalam penulisan.(PAK DE)

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2011 NAMARA is proudly powered by blogger.com | Design by BLog Bamz Published by Template Blogger

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...